Cara Mangatasi Tantrum Pada Anak
- by Admin
- 301
Apa itu tantrum? Beberapa Bunda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Temper Tantrum. Gangguan emosi ini umum terjadi pada anak-anak usia 1-3 tahun. Temper tantrum ialah suatu bentuk luapan emosi yang bisa bersifat fisik (memukul, menggigit, mendorong), maupun verbal (menangis, berteriak, merengek) atau terus menerus merajuk. Dilansir dari raisingchildren.net, dalam beberapa kasus, anak yang mengalami tantrum bereaksi seperti menahan napas, muntah, memecahkan barang atau menjadi lebih agresif. Kenapa anak bisa tantrum? Bunda, banyak sekali penyebab yang bisa memicu anak mengalami tantrum. Menurut ahli psikolog Abraham Maslow, anak menjadi temper tantrum karena kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut yaitu:
- Kebutuhan yang pertama, adalah kebutuhan fisiologis/biologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya.
- Kebutuhan yang kedua, adalah kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa keselamatan, kestabilan, proteksi, keteraturan, bebas dari rasa takut, dan kenyamanan.
- Kebutuhan yang ketiga, adalah kebutuhan kasih sayang (memiliki dan cinta) memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain, seperti keluarga, teman, pasangan, dan merasa bagian dari suatu kelompok.
- Kebutuhan yang keempat, adalah kebutuhan dihargai mendapatkan rasa hormat dari orang lain.
- Kebutuhan yang kelima, kebutuhan aktualisasi diri, seseorang akan mengembangkan diri dan melakukan apa saja yang dikuasainya apabila kebutuhan pertama sampai keempat sudah terpenuhi.
Di masa perkembangannya, anak-anak belum mampu mengekspresikan dan mengelola emosi dengan baik. Sehingga tantrum menjadi salah satu cara anak meluapkan emosi dan perasaanya. Bagaimana cara mengatasi anak tantrum? Banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk menghadapi anak tantrum, haulatoys.id sudah merangkum berdasarkan pemaparan para ahli. Berikut ulasannya: 1. Kurangi stres anak 'Siapa yang suka emosi saat lagi lapar?', bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga lebih sensitif saat merasa lapar. Apalagi dalam keadaan lelah sehabis bermain atau berkativitas. Terlalu lelah dan lapar, bisa meningkatkan stres pada anak. Untuk itu, beri perhatian lebih untuk memastikan anak makan secara teratur dan mendapat istirahat yang cukup.
2. Jadi pendengar yang baik Anak harus mendengarkan orangtuanya, begitupun sebaliknya. Orangtua juga penting untuk mendengarkan anak-anaknya. Cobalah membantu anak mengungkapkan apa yang dipikirkannya atau dirasakannya. Dengarkan dan pahami dengan baik, dengan begitu anak akan merasa dihargai dan disayang. Sehingga Bunda pun juga bisa mengajari anak bagaimana mengelola perasaan yang ia rasakan dengan baik. 3. Sesekali coba abaikan Anak cenderung senang mencari perhatian, bisa jadi tantrum dijadikan salah satu caranya menarik perhatian Bunda. Apabila anak membuat ulah yang tidak membahayakan dirinya maupun orang lain, tidak ada salahnya Bunda coba abaikan. Menjauhlah dari anak beberapa saat, dan setelah itu hampiri lagi untuk mengecek keadannya. Jika Bunda terus-terusan menananggapinya, anak bisa menjadi besar kepala dan cenderung akan semakin bertindak semaunya. 4. Jangan berteriak Anak adalah peniru ulung, apapun yang Bunda lakukan entah itu baik atau buruk ia akan menirunya. Berusahalah tetap tenang dan sabar, jadilah panutan anak dalam menangani amarah. Dalam kondisi anak yang juga marah, sedih, bahkan frustasi, respon berteriak tidak akan membuat perilaku anak menjadi lebih baik. Justru hal tersebut membuat perasaan anak semakin buruk. 5. Biarkan anak marah Bunda, berilah anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya. "Terkadang seorang anak hanya perlu melampiaskan amarahnya. Jadi, biarkan dia!" kata Linda Pearson, praktisi perawat dan penulis The Discipline Miracle. Namun, tetap pastikan anak tidak marah dengan menyakiti dirinya atau orang lain. Hal ini akan mengajarkan anak cara melampiaskan emosi dengan tidak merusak dan melatihnya mengendalikan diri sendiri. 6. Segera tangani perilaku agresif anak Jika anak mengamuk secara berlebihan sampai mengahncurkan barang dan menyakiti baik idirnya maupun orang lain (menendang, memukul dan menggigit), Bunda harus segara menghentikannya. Beri anak penjelasan yang tegas bahwa hal tersebut sangat butuk. Jika perlu, berilah ia hukuman yang masuk akal sesuai umurnya. 7. Cari tahu penyebabnya Dr. Ellen Braaten, Ph.D, seorang psikolog, profesor di Harvard Medical School dan salah satu direktur Clay Center for Young Helathy Minds, mengatakan bahwa,"Dengan tantrum, yang sebenarnya dilakukan anak adalah mencoba mengomunikasikan sesuatu kepada Anda dengan cara terbaik yang mereka bisa". Amukan anak mungkin merupakan ekspresi lapar, lelah, sakit, atau sekedar frustasi karena tidak mendapat apa yang diinginkannya. Dengan mengetahui penyebabnya, Bunda bisa mengatasinya dengan cara yang tepat. Itulah beberapa cara mengatasi anak tantrum yang bisa Bunda jadikan referensi. Tetap tenang dan jangan stres ya Bunda, semoga bermanfaat.
mainanedukasi #mainankayuedukasi #bisnismainanedukasi #edukasimainan #tipsparenting #parenting #tantrumanak #mengatasitantrum #pengasuhanpositif #perkembangananak
Referensi: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.unilak.ac.id/122/1/288-Research%2520Results-661-1-10-20180220.pdf&ved=2ahUKEwizmLDEn8z1AhXjS2wGHcH1CrcQFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw1JzcrXe7MtW2_rQ81t6GH9 https://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/10338/6390 https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/discipline/tantrum/a-parents-guide-to-temper-tantrums/ https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/crying-tantrums/tantrums https://www.nytimes.com/article/temper-tantrum.html