Anak Gak Bisa Diem? Jangan-jangan Memang Lagi di Fase "Terrible Two"!
- by Admin
- 64
Anak Gak Bisa Diem? Jangan-jangan Memang Lagi di Fase "Terrible Two"!
Jika anak usia dua tahun Anda terlihat lebih aktif, keras kepala, atau sering tantrum, jangan langsung khawatir. Bisa jadi si kecil sedang mengalami fase perkembangan yang dikenal dengan sebutan "Terrible Two". Fase ini adalah periode yang penuh tantangan, tetapi juga sangat penting dalam perkembangan emosional dan kognitif anak.
Apa Itu "Terrible Two"?
Terrible Two merujuk pada masa di sekitar usia dua tahun, di mana anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan perilaku yang bisa membuat orang tua merasa kewalahan. Anak pada usia ini biasanya mulai ingin lebih mandiri, tetapi pada saat yang sama, mereka belum memiliki keterampilan untuk mengekspresikan keinginan atau emosinya dengan cara yang tepat.
Tanda-tanda Fase "Terrible Two"
-
Tantrum yang Lebih Sering Anak di usia dua tahun mulai merasakan keinginan kuat untuk melakukan segalanya sendiri, meski sering kali mereka belum bisa. Hal ini sering memicu rasa frustasi, yang berujung pada tantrum. Tantrum bisa terjadi karena hal kecil, seperti tidak diberi mainan, tidak bisa membuka tutup botol, atau merasa lapar.
-
Susah Diam dan Lebih Aktif Energi anak-anak di usia dua tahun tampaknya tidak ada habisnya. Mereka cenderung bergerak terus-menerus, bereksplorasi, dan sering kali sulit untuk diam dalam waktu yang lama. Ini adalah bagian normal dari perkembangan motorik anak yang sedang meningkat pesat.
-
Mengatakan "Tidak" Pada usia ini, anak-anak mulai sering menolak segala hal dengan kata "tidak". Mereka mungkin menolak makan, menolak tidur, atau bahkan menolak kegiatan yang biasanya mereka sukai. Ini merupakan cara mereka untuk mengekspresikan keinginan untuk mengendalikan lingkungan mereka.
-
Perubahan Emosi yang Cepat Anak-anak pada usia dua tahun bisa berubah dari tertawa menjadi menangis dalam hitungan detik. Mereka belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara mengelola emosi mereka, sehingga perasaan mereka sering kali berubah-ubah.
-
Mencoba Mandiri Anak mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan banyak hal sendiri, seperti memakai baju, makan, atau membuka pintu. Walaupun usaha ini sering kali gagal, mereka tetap bersikeras untuk mencoba, yang bisa memicu rasa frustrasi jika tidak berhasil.
Bagaimana Menghadapi Fase "Terrible Two"?
Meskipun fase ini bisa melelahkan, ada beberapa cara yang dapat membantu orang tua menghadapi "Terrible Two" dengan lebih baik:
-
Berikan Pilihan Salah satu cara untuk mengurangi frekuensi tantrum adalah dengan memberikan pilihan kepada anak. Misalnya, Anda bisa memberikan dua opsi makanan atau dua mainan yang bisa dipilih anak. Ini akan membuat mereka merasa memiliki kendali, sekaligus mengurangi potensi konflik.
-
Tetap Tenang Saat Tantrum Saat anak mengalami tantrum, sangat penting bagi orang tua untuk tetap tenang. Jangan merespons dengan marah atau frustrasi, karena hal ini hanya akan memperburuk situasi. Biarkan anak mengekspresikan emosinya, dan beri mereka waktu untuk menenangkan diri.
-
Tetapkan Batasan dengan Konsisten Meskipun anak sedang belajar untuk mandiri, tetap penting untuk menetapkan batasan yang jelas. Batasan ini membantu anak merasa aman dan mengerti apa yang diharapkan dari mereka. Pastikan Anda konsisten dengan aturan yang ditetapkan, tetapi tetap fleksibel jika situasi membutuhkan penyesuaian.
-
Berikan Dukungan Emosional Selalu dukung anak Anda secara emosional. Ketika mereka merasa frustasi, berikan pelukan atau kata-kata lembut yang bisa menenangkan mereka. Beri tahu bahwa Anda ada di sana untuk membantu mereka, bahkan ketika mereka merasa marah atau sedih.
-
Pahami Bahwa Ini Sementara Fase "Terrible Two" tidak berlangsung selamanya. Ini adalah bagian alami dari perkembangan anak, dan seiring waktu, mereka akan belajar bagaimana mengelola emosi dan perilaku mereka dengan lebih baik.
Kesimpulan
Menghadapi anak di fase "Terrible Two" memang bisa melelahkan, tetapi penting untuk diingat bahwa ini adalah bagian dari proses tumbuh kembang mereka. Dengan pemahaman yang baik dan pendekatan yang tepat, fase ini bisa menjadi kesempatan bagi anak untuk belajar tentang kemandirian, pengelolaan emosi, dan interaksi sosial. Jadi, ketika si kecil tidak bisa diam dan sering mengalami perubahan emosi, jangan khawatir—mereka sedang belajar dan berkembang!